Khas - "Kita sudah maksimal," tegas Achamd Sutjipto ketika kami mewawancarai di ruang kerjanya, pekan lalu. Sebagai Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), dia dianggap atas hasil Indonesia pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia. Banyak muncul tudingan. Sampau dibilang tak becus hingga korupsi untuk mengelola olah raga Tanah Air. Sutjipto hanya geleng-geleng. Merasa aneh dengar cibiran itu.
Situs Judi Online Terpercaya - Tudingan itu disampaikan Lukman Edy selaku Ketua Umur Pengurus Besar Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PB PTMSI). Sosok ini keras mengkritik kinerja Satlak Prima. Bahkan dianggap berperan besar atas hasil buruk Indonesia. Dalam SEA Games lalu kontingen Indonesia hanya berada di posisi ke-5 dengan perolehan medali 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu. Jauh dari target. Satlak Prima sebelumnya menargetkan capaian 55 emas. Hasil ini juga terjun bebas dibanding SEA Games Singapura tahun 2015 silam. Kala itu Indonesia juga berada di peringkat ke-5,dengan total medali 47 emas, 61 perak dan 74 perunggu.
Bandar Judi Online Terpercaya - Kritikan itu justru membuat Sutjipto ingin bertemu dengan Lukman Edy. Sekaligus menjelaskan kepada anggota DPR dari Fraksi PKB itu soal kinerja Satlak Prima selama ini. Yaitu mantan kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) ini bingung. Tuduhan korupsi anggaran atlet dinilai tak nyambung. Sebab sebagai tim khusus di bawah kemeterian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), ini tidak diberi kuasa memegang anggaran sendiri. Semua harus seizin pihak kementerian.
"Dibilang Korupsi? Kami tidak pegang anggaran," ucap Sutjipto.
Agen Judi Online Terpercaya - Untuk pagu anggaran tahun 2017, Satlak Prima hanya mendapat Rp 499,5 miliar. Realisasi anggaran baru yaitu mencapai Rp 155,5 miliar . Angka itu lebih kurang baru mencapai 31 persen pada tanggal 4 September lalu. Beberapa hari setelah Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora), Iman Nahrawi, mengeluarkan pernyataan resmi terkait hasil SEA Games lalu. Penyerapan anggaran juga diprediksi mencapai 43 persen bila semua kontrak lekas cair.
Bandar Togel Online Indonesia - Anggaran dimuliki Satlak Prima selama ini juga tak maksimal.Sutjipto menyebut birokrasi di kemenpora sebagai biang keladi. Sehingga banyak atlek harus terlantar. Termasuk kepada pihaknya. Sulit memberi kontribusi besar kepada para atlet maupun olah raga nasional secara keseluruhan.
Agen Poker Online Indonesia - Secara prestasi Indonesia ajang adu gengsi antar negara ASEAN itu, pihaknya merasa hasil dicapai tidak buruk. Meski harus diakui hasil 38 emas jauh dari target. Tetapi, pihaknya menganggap itu hasil maksimal bisa dicapai. Sedangkan angka 55 emas, yaitu merupakan target tengah. Itu diambil dari 44 emas sampai 60 emas.
Bandar Poker Online Indonesia - Di luar adanya dugaan kecurangan dilakukan Malaysia sebagai tuan rumah SEA Games 2017, Sutjipto menyebut Indonesia juga harus merelakan peluang perolehan 28 emas. Itu dari 9 cabang olah raga dihilangkan dalam ajang tersebut. Di antaranya, olah raga Rowing, Canoeing, Traditional Boat Race, Angkat Besi Putri, Beach Volley, pengurangan nomor Cycling, Tinju Putri, Gulat dan terakhir Karate pada kelas 84 Kg dan +84 Kg lantaran disatukan dalam kelas +75 Kg.
Capsa Susun Online Indonesia - Sehingga, kata Sutjipto, bila angka dikurang dengan hasil Indonesia di SEA Games Singapura maka seharusnya hanya mendapat 19 mas. Tetapi , dalam ajang di Malaysia lalu mampu meraih 38 emas. Dengan total raihan medali secara keseluruhan 191 medali. Yaitu jumlah ini berada di posisi ke-3 di bawah Malaysuia 323 medali dan Thailand 246 medali
Situs Judi Online Terbaik dan Terpercaya - "Artinya itu sudah maksimal 100 persen. Tapi tentu sulit diterima bila kita menjelaskan begitu," ungkapnya.
Situs Forum Judi Online Terpercaya - Faktor lainnya, Sutjipto harus mengakui bahwa negara lain telah lebih maju dalam infrastruktur olah raga. Seperti di Malaysia. Mereka tak hanya memiliki pusat olah raga di Bukit jalil. Di sana juga dikembangkan tengah Sport Science dan pelbagai macam. Sedangkan di Tanah Air, justru terbalik. Meski sempat merajai SEA Games selama kurun waktu 20 tahun, namun itu memotivasi para negara ASEAN lainnya mengembangkan olah raganya. Lagi-lagi, kata dia, masalah anggaran untuk dukungan olah raga di Indonesia masih minim. Semua hanya terpaku pada anggaran negara. Belum ada pihak swasta terlibat.
"Salah satunya memang karena kinerja mereka (Satlak Prima) yang kurang optimal. Tapi lebih lanjut kita akan evaluasi lagi," kata Imam kepada merdeka.com usai bertemu Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono.
Baginya Imam, kini pihaknya juga fokus memantau kesejahteraan atlet olah raga Indonesia. Apalagi mendekati kompetisi bersifat nasional maupun internasional. Ini perlu. Sehingga mereka dalam pertandingan fokus untuk meraih hasil sesuai target. Pihaknya juga menegaskan bahwa Kemenpora kini terus melakukan pembenahan diri menjelang Asian Games.
Sementara itu, anggota komisi X DPR, Muslim, mengatakan meminta dalam evaluasi, Kemenpora perlu mempertimbangkan menggandeng lebih banyak pihak swasta terlibat dalam olah raga. Selama ini dianggap sudah terbukti. Salah satunya dengan keterlibatan pihak Djarum. Mereka memfasilitasi mulai dari pelatihan hingga usai pertandingan kepada atlet. Diharapkan dengan cara itu semangat para atlet terpacu.
Di samping itu, masalah gaji kepada atlet juga masih menjadi dilema. Kesejahteraan mereka masih penuh tanda tanya. Ini menjadi tugas penting Kemenpora. "Kita lihat masalahnya apakah gaji, bonus, termasuk ujung-ujungnya masalah kesejahteraan," tegas Muslim kepada merdeka.com.
Anggota komisi X DPR lainnya, Yayuk Basuki, juga merasa perlu adanya pembenahan. Terutama terkait kesejahteraan atlet. Mantan atlet tenis nasional ini, dirinya melihat bahwa pemerintah perlu menyiapkan pelbagai sarana hingga pelbagai keperluan untuk atlet. "Mereka perlu diperhatikan."
Merosotnya prestasi olah raga Indonesia di ajang SEA Games sejak tahun 1999. Setelah sempat selalu berjaya sejak pertama kali pada digelar tahun 1977 di Kuala Lumpur. Di sana Indonesia langsung berhasil menorehkan juara umum. Dalam tiga pelaksanaan berikutnya yakni, tahun 1979, 1981, 1983, Indonesia meneruskan laju bagus di SEA Games dengan keluar sebagai juara umum. Predikat juara umum itu sempat lepas pada SEA Games 1985 di Bangkok dan 1995 di Chiang Mai. Tetapi kemudian Indonesia berhasil bangkit dan menggenggam gelar juara umum pada SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, dan 1997.
Sejak merosot tahun 1999, Indonesia kesulitan kembali bangkit. Bahkan mencatatkan hasil makin buruk. Meski gelar juara umum didapatkan lagi pada SEA Games 2011. Kala itu tengah tuan rumah. Sukses itu diwarnai dengan komentar pro dan kontra. Banyak pihak menilai Indonesia sanggup menjadi juara umum karena menyuguhkan banyak nomor ajaib dan memanfaatkan semaksimal mungkin status tuan rumah. Namun stake holder olah raga Indonesia tampak terlena dengan sukses tersebut. Faktanya, dalam tiga SEA Games terakhir, prestasi Indonesia justru semakin merosot dan SEA Games 2017 menjadi hasil terburuk dalam sejarah mengikuti SEA Games.
Posting Komentar